Resume

RESUME RUTE PENERBANGAN PEMERSATU BANGSA

Buku berjudul Rute Penerbangan Pemersatu Bangsa adalah kumpulan dari sekian banyak artikel Chappy Hakim yang pernah dimuat di Kompasiana, kompas.com, dan UCnews. Judul buku Rute Penerbangan Pemersatu Bangsa diambil dari salah satu judul artikel beliau yang ada dalam buku tersebut. Di dalam buku tesebut merupakan tulisan beliau dalam wujud artikel lepas membahas beraneka macam topik, meskipun sebagian besar akan berada dalam wilayah kompetensi beliau, yaitu tentang “defense” dan “aviation”. Akan tetapi, beliau juga sesekali tertarik menulis beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan dari aktivitas kehidupan sehari-hari beliau.

Kami ambil beberapa resume dari artikel beliau. Pada tahun 1970-an, penerbangan perintis, terutama di Indonesia Timur dan pelosok-pelosoknya diisi oleh Merpati Nusantara Airlines (MNA). Sebagai penerbangan satu-satunya yang melayani rute itu, penerbangan perintis dapat dikatakan juga sebagai rute penerbangan pemersatu bangsa. Mengingat perannya yang tidak semata mencari keuntungan secara komersial, tetapi juga sebagai agen pembangunan dalam hal mendukung kebutuhan administrasi logistik pemerintah daerah. Sebagian besar pesawat terbang yang digunakan adalah pesawat terbang Twin Otter, juga pesawat terbang ringan bermesin dua yang dapat take off dan landing di tempat terpencil di Papua, Maluku, Nusa Tenggara, serta di Kalimantan dan Sumatra. Selain itu, ada pula beberapa pesawat Dakota yang masih digunakan secara terbatas. Banyak pilot Angkatan Udara yang bertugas menerbangkan pesawat MNA pada rute penerbangan pemersatu bangsa tersebut.

Kemudian beliau juga menuliskan tetnatng tidak banyak pihak yang menyadari bahwa sebenarnya Indonesia pada saat ini tengah menghadapi cukup banyak permasalahan yang sangat serius, terutama dalam aspek pengelolaan wilayah udara teritorialnya. Semua berawal dari situasi dan kondisi masyarakat yang pada umumnya belum mengenal benar tentang arti penting keudaraan atau kedirgantaraan. Khusus di bidang pendidikan, edukasi dan pelatihan masih banyak yang belum memfasilitasi upaya mengembangkan air mindedness atau minat dirgantara. Itu sebabnya, visi antariksa masyarakat Indonesia pada umumnya masih jauh dari harapan. Oleh sebab itu, kiranya dapat dipahami bahwa sampai dengan saat ini, wilayah udara teritorial NKRI belum dinyatakan sebagai sebuah wilayah kedaulatan NKRI sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 sebagai dasar konstitusi negara. Hanya bumi dan air saja yang dijelaskan pada UUD 45 sebagai wilayah kedaulatan Republik Indonesia.

 

  • JUDUL             : RUTE PENERBANGAN PEMERSATU BANGSA
  • PENGARANG : MARSEKAL TNI (PURN) CHAPPY HAKIM
  • PENERBIT      : PENERBIT BUKU KOMPAS
  • RESUME          : LETTU PNB SEPTIA

Author

suryadarma@tni-au.mil.id

RESUME DEFENCE & AVIATION JILID 4

Mon, 22 January 2024

RESUME DEFENCE & AVIATION JILID 4

Mon, 22 January 2024